Ketua Lembaga Pengkajian, Penelitian, dan Pengembangan Ekonomi (LP3E)
Kadin Indonesia, Didik J Rachbini mengemukakan, produksi minyak dan gas
(migas) cenderung stagnan bahkan turun. Oleh sebab itu, produksi
pertambangan umum harus dioptimalkan demi mengimbangi turunnya
penerimaan dari produksi migas.
"Ya, memang (produksi migas)
kecenderungannya itu stagnan atau bahkan turun terus. Karena memang
tidak ada usaha-usaha peningkatan daerah-daerah baru (atau)
wilayah-wilayah (pertambangan) baru, sehingga tetap seperti itu," ujar
Didik kepada Kompas.com, usai menghadiri diskusi percepatan
pembangunan industri pengolahan hasil tambang oleh Kadin Indonesia, di
Jakarta, Senin ( 19/9/2011 ).
Memang, lanjut dia, sumber daya minyak relatif terbatas, sehingga tidak akan berkembang lebih jauh lagi.
Oleh sebab itu, sebagai solusi, Didik menyarakan agar produksi tambang umum atau non-migas dapat dimaksimalkan.
Ia
pun menyebutkan, pada APBN-Perubahan 2011 , penerimaan negara dari
pertambangan umum hanya sebesar Rp 15,4 triliun. Sementara itu, pada
Rancangan APBN 2012 target penerimaan negara dari pertambangan ini
lebih kecil lagi senilai Rp 13,8 triliun dari total penerimaan negara
bukan pajak yang mencapai Rp 272 ,7 triliun. "It's a peanut, nothing. Kan emas, nikel segala macam (masih) banyak, tapi belum dikelola," tegas dia.
Karena
itu, ia berharap, ke depannya penerimaan negara bukan pajak tidak hanya
dari minyak dan gas, tetapi juga dari pertambangan non migas.
Sumber : http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2011/09/20/08162872/Optimalkan.Pertambangan.Umum